Kamis, 08 Mei 2014

Kejutan Kecil Darimu

Edit Posted by with No comments
Maaf dan terimakasih sayang...

Itu kalimat pertama yang ingin aku ucapkan kepadamu. Aku sengaja menuliskan ini di blogku yang biasa menjadi tempatku bercerita, jika tak ada lagi yg bisa menjadi temanku saat bercerita.
Untuk kamu yang sedang menghabiskan waktu dengan kesibukanmu, maaf kalau hari kemarin sikapku terlihat kekanak-kanakan. Aku memang terlalu hebat untuk mengabaikan seseorang, bahkan kamu, kekasihku sendiri.
Memang tak seharusnya aku bersikap demikian, dan seharusnya aku tak membalas singkat pesan darimu saat itu. Aku memang egois.. hanya memikirkan perasaanku yang kesal sendiri terhadapmu. Tapi aku tak memikirkan bagaimana kamu yang gelisah, cemas menerima perlakuan sikapku yang tak biasanya.

Maafkan aku sayang....
Disaat jarak sedang menghukum pertemuan kita, aku pun justru menambahkan hukuman itu kepadamu. Aku cuek, bahkan aku tak mau menerima telp darimu. Aku malah asik dengan duniaku, aku juaranya dalam perihal mengabaikan.
Pesan darimu masuk... aku hanya sekilas membacanya tanpa aku balas. Aku egois, memang. Permintaan maaf darimu pun tetap kekeh aku abaikan. Dan sampai akhirnya sore itupun datang, aku baru membalas pesanmu.
Kala itu... kau bilang, kau sedang dalam perjalanan pulang kerumahmu. Dengan perhatian yg sedikit aku beri, aku balas pesanmu "hati-hati dijalan". Dan tetap saja balasan darimu pun seakan menunjukan kalau kamu pun tak kesal dengan perlakuan ku yang seharian sanggup mengabaikanmu.

Jam di ponselku menunjukan 18.05 , sudah memasuki waktu magrib. Aku pun segera menunaikan kewajibanku, dan setelah selepas sholat. Aku terbayangkan kamu, aku merasa sudah bersalah mengabaikanmu. Maafkan aku sekali lagi sayang...
Ku lihat ponsel, ada pesan darimu. Kamu menanyakan alamatku, akupun membalas yang jelas jadi pertanyaanmu.
Berkali-kali, kamu meneleponku.., aku sama sekali tak menjawabnya. Sampai akhirnya aku kesal, aku balas pesanmu "ada apa telp?" dan kamu pun membalas, kalau sekarang kamu ada di gang depan rumahku. Aku kaget, aku spontan menangis membaca pesanmu. Entah ini lelucon atau memang benar begitu ?
Disaat aku terburu-buru ingin memastikan kamu ada di gang depan rumahku, dan ternyata........ kamu ada di depan gerbang rumahku membawa seikat bunga dan cokelat. Entah bagaimana aku mendeskripsikan perasaanku malam itu. Aku diam, aku sesekali menyeka airmataku yang mau menetes. Melihatmu ada di hadapanku... dan seketika itu juga kamu mengatakan meminta maaf.
Seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu. Ini egoisku.... memang aku saja yang begitu mengerti sibukmu.
Setelah itupun, kamu pamit pulang..... :") saat aku masih berdiri di depan gerbang rumahku melihatmu berjalan pergi meninggalkan aku. Ingin aku berlari, tak memintamu pergi. Tapi itu tak mungkin, hari juga sudah gelap.
Dan tepat saat malam itu, aku merasa di yakinkan dalam sebuah hubungan yang membuat kita tak bisa bersama karena jarak.

Untuk kalimat terakhirku...

Maaf dan terimakasih sayang...