Denting waktu yang coba kita samakan.....
Langkah kaki yang coba kita sejajarkan....
Tuhan pun mendengar doa dan harap yang kita ucapkan..
Aku beralih pergi, meninggalkanmu jauh dibelakangku..
Padahal kau dan aku tahu... bahwa kita sengaja membuat luka.
Alih-alih dihujani ragu, dan yang kutakutkan bahagia tak memihak kita.
Sesak dadaku terhimpit, mencoba melupakan namun tak sanggup kulakukan.
Aku tak tahu menyebut ini pertanda apa?
Nyatanya semesta memihak kita, mempertemukan kembali hati yang sudah jauh terpisah..
Aku berpijak pada tempat, di mana semua mengingatkanku akan kamu.
Sayatan luka itu kembali menggelisir..... setitik air mata, terlihat diujung mataku.
Seketika, aku menjerit..... menangis sebab aku merindumu.
Lama tak kulihat senyum yang menenangkan itu ada dihadapanku.
Entah hal apa yang menuntunmu, melangkah lebih dekat denganku.
Dan kuingin, selepas ini tak ada lagi kalimat perpisahan.