Jumat, 10 April 2015

Dari Sebuah Kehilangan

Edit Posted by with No comments


Langit senja mulai tampak di ufuk barat.  Tanda ia akan hilang digantikan malam.
Aku selalu menantinya hanya untuk tahu. Dan aku tak ingin kehilangannya.
Lalu sesiap itukah hatimu jika kehilangan langit senja yang begitu menawan ?
Padahal kau tahu… kau pasti akan kehilangan pada waktunya.

Coba tanyakan itu pada hatimu, siapkah kau dengan segala kehilangan ?
Yang tak hanya meninggalkan luka dan akan pula meninggalkan bertubi-tubi kenangan yang kau ciptakan.
Duduklah sebentar, lalu menangislah.
Bagian mana yang membuatmu sakit ?
Ketika kau ditinggalkan atau ketika ada tawa dalam pertemuan ?
Lekas kau kehilangan itu semua. Dalam tawanya, dalam tangisnya juga.
Meski berbagai alasan sekalipun itu tak masuk akal bagi logikamu terutama hatimu.

Setelah kau mencintainya dengan sangat.
Sadarkah kau tengah menciptakan lubang besar dalam dadamu ?
Kau keliru jika telah memilikinya, ia akan selamanya denganmu.
Sesak.. menyeruak..menghimpit hingga kesakitan yang kau rasa.
Tangismu pecah dalam keheningan, linangan airmata mengalir deras di pipimu.

Nyatanya lubang besar itu kian menganga… kian sakit kau liputi ingatan dengannya.
Duhai kamu yang sedang kehilangan..
Sanggupkah kau mengakui bahwa di hatinya tak ada lagi kamu tapi tidak dengan hatimu ?
Benarkah kau tengah tenggelam dalam pahitnya kehilangan ?
Coba perlahan kau jawab…. Kemudian aku sadar, aku pun tengah kehilangan.

Kamis, 09 April 2015

Untuk Setiap Jatuh dan Patahmu

Edit Posted by with No comments


Terima kasih sudah meluangkan waktu hanya untuk sekedar menuliskan untaian kata namun sarat makna, wahai perempuan yang telah terjatuh kemudian lalu dipatahkan seiring bergulirnya waktu.

Tak ada bedanya aku dengan kalian, disetiap kesempatan aku terjatuh.. akan selalu ada rasa diakhirnya.
Namun jatuh seperti apa yang dapat aku maksudkan.
Lagikah ini tentang cinta? Jadi.. haruskah ku tuliskan lagi tentang jatuh cinta?
Biar aku beritahu sedikit kepada kalian..

Aku rasa tak ada bedanya dengan Ayu, membiarkan hatiku jatuh berulang kali, seringkali untuk seseorang yang sama, untuk hati yang tetap mengedepankan egoismenya.
Jangan coba mengajariku untuk belajar melupakan, karena aku tahu.. tak akan pernah ada predikat lulus dalam hati maupun logikaku.
Kalau kalian menganggap aku hanya membuang waktu, justru aku menikmati waktuku sendiri.

Seperti seorang Fitri,
Akan selalu ada rindu yang menyelinap masuk, jangan kau tanya bagaimana rasanya.
Karena akan selalu ada bagian yang patah, timbul luka.
Dan aku hanya menyadari bahwa setiap jatuhku untuknya, hanya akan banyak patahan atas namanya.
Sebab hatiku masih membuat lubang besar bernamakan kenangan.

Tak lain… aku yakin diantara Ayu dan Fitri. Ada banyak Ayu, Fitri maupun aku yang lain merasakan jatuh yang menyakitkan kemudian patah ditinggalkan.
Berdirilah dari jatuhmu meski sudah terlanjur ada bagian yang meninggalkan bekas luka.
Dan dari tempatmu berdiri, akan datang seseorang yg menerima tak hanya jatuhmu tapi bangunmu juga.
Serta tak hanya lagi hatimu yang dipatahkan melainkan dibuatnya utuh kembali.