Percayakah kau bila perpisahan yang pernah kau lantangkan..
Membuatku menjadi seorang pengingat yang baik?
Mengingat bahwa luka tengah mendera hati ini, sebab kau yang
menciptanya.
Sungguh tak terbesit sedikitpun oleh isi kepalaku, bahwa kau
meminta ini semua berakhir.
Memintamu untuk tak pergi adalah sia-sia, karena memang itu
adalah inginmu...
Aku tengah mencintaimu dengan sangat, dan kau buatku
meneteskan airmata dengan hebat.
Pagi menyapaku dengan bau tanah yang basah karena hujan
semalam.
Aku mengulum rindu tanpa suara, hingga ada sesak dalam
rongga dada.
Masih kuingat betul, bagaimana rasanya kau tinggalkan aku..
Tubuh yang kuhamburkan dalam dekapmu, serta tanganmu yang menggenggam
erat tanganku.
Namun itu bukan atas dasar cinta, dan diantara kita hanya
sebuah pura-pura.
Sayang,
Aku bukan pengingat yang baik, seperti yang pernah kau
bilang...
Dan aku memang sungguh si pelupa yang tak kau suka.
Bahkan untuk saat inipun, aku memang pelupa.
Lupa bahwa kau bukan lagi kekasihku.
Dan berkali-kali berusaha melebur semua ingatan dikepala
tentangmu,
Aku semakin tak bisa menghindar bahkan terus mempersilakanmu
duduk manis dalam tiap logikaku.
Dalam tiap luka yang menganga, dalam tiap rindu yang ada.
Maka tiap aku mengingatmu, aku terluka.
0 komentar:
Posting Komentar