Selasa, 21 Oktober 2014

Menantimu, Harus Berapa Lama Lagi ?

Edit Posted by with No comments


Kapan kita akan bertemu ?
Pertanyaan itu selalu muncul dalam benakku, apa tidak dalam benakmu juga ?
Aku tahu ini tak mudah, aku mencintaimu tanpa lelah.
Walaupun jarak sudah memperparah hingga aku lengah.
Hari demi hari, aku lalui dengan tabah.
Aku tak ingin mudah menyerah.
Jarak ratusan kilometer, tak ada artinya. Aku sudah menantimu dengan susah payah.

Sayang.... harus berapa lama lagi aku menunggumu ?
Aku ingin kita cepat bertemu. Aku sudah terlalu rindu.
Perasaanku masih tetap sama, tak berubah.
Hanya saja, kau sudah mulai tak peduli dengan rengekanku.
Maaf kalau itu mengganggumu.

Aku mengerti, bahwa kau disana bukan sedang bersenang-senang.
Aku tahu, kau sedang melaksanakan tanggung jawab atas apa yang sedang kau kerjakan.
Aku lihat, kau begini pun semata-mata untuk menyakinkanku.
Aku dengar, kau terkadang pun mengatakan merindukanku juga.

Sayang harus berapa lama lagi aku menantimu ?
Haruskah hingga aku lelah tak berdaya ?
Bukan aku ingin mengeluh, tapi sedikit saja... tengok rinduku.
Temui aku... peluklah aku. Hampir kacau aku dibuatnya.

Untuk yang terakhir....
Sayang, harus berapa lama lagi ?
Segala masalah yang ku rasa pelik. Ingin ku sudahi dengan peluk.

Senin, 20 Oktober 2014

Wajah Baru Indonesia

Edit Posted by with 2 comments


Siapa yang tak tahu hari bersejarah tepat jatuh di hari Senin, tanggal 20 Oktober 2014.
Akan segera lahir Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke 7.
Bapak Ir. H. Joko Widodo dan Bapak Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.
Tepat hari ini, sekitar jam 10 pagi. Akan dilaksanakannya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih di Gedung MPR/DPR.

Siapa sangka, seorang Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi akan menduduki kursi nomor 1 di negeri tercinta ini.
Hanya seorang anak tukang kayu, berwajah ndeso.. yang akan segera memimpin bangsa ini.
Banyak warga masyarakat yang menaruh harapan terhadapmu, Pak. Walaupun banyak juga sebagian dari warga masyarakat mencemooh, menghujat, bahkan hingga menfitnah. Tapi engkau berikan senyuman terbaikmu, dan kau menjawab “Aku rapopo”.

Berawal menjadi seorang Walikota Solo, saya tak mengenalmu Pak. Karena saya seorang anak Jakarta dan enggan peduli dengan politik bangsa ini. Tapi ketika wajahmu muncul di pagelaran Pilkada tahun 2012, saya jadi tahu siapa Joko Widodo.
Saya juga tak banyak tahu bagaimana kinerjamu di kota Solo, Pak. Tapi saya tak menutup mata, jelas kota Solo kini lebih tertib, teratur dan bersih.
Bahkan ketika Pilkada di DKI Jakarta berlangsung. Banyak masyarakat Solo yang mendukung, mendoakanmu kelak bisa menduduki kursi nomor 1 di DKI Jakarta. Luar biasa!
Dan Beliau pun memenangi Pilkada DKI Jakarta di putaran kedua.

Setahun sudah beliau menjabat Gubernur DKI Jakarta dengan Wakil Gubernur, Pak Basuki  Thahaja Purnama atau biasa disapa Ahok. Banyak kebijakan-kebijakan yang harus segera direalisasikan kepada rakyat.
Jelas kini, Jakarta dipimpin oleh orang-orang yang berintegritas. Semua dilakukan demi rakyatnya agar sejahtera. Saya berharap demikian teerhadap Pak Jokowi.
Tapi bukan berhenti sampai disitu, Pro-Kontra nyata adanya. Tapi saya sebagai masyarakat Jakarta, mengiyakan bahwa Pak Jokowi dan Pak Ahok sudah bekerja sesuai porsinya.
Dikenal sebagai orang yang blusukan dan sering dibilang pencitraan. Saya tak menampik hal demikian, tapi saya menilai.. beliau memang  ada tindak tanduk kerjanya. Agar masyarakat bisa melihat bahwa Gubernurnya bekerja, bukan sekedar menyuruh bawahannya.
Kalau kamu tanyakan, apa yang sudah Pak Jokowi lakukan untuk Jakarta. Tentu saya tidak dapat menjelaskannya semua.
Tapi mungkin saya bisa sedikit menjelaskan kinerja apa yang sudah beliau lakukan untuk Ibukota.  Perkara macet dan banjir ? Menurut saya itu sudah turun temurun dari Gubernur yang sebelumnya. Terlebih lagi banjir, yang setiap tahunnya bisa menerima kiriman air dari Bogor.
Sebab musababnya tak selalu Pemerintah yang disalahkan. Utamanya dari kesadaran masyarakat sendiri dalam hal membuang sampah.
Air sungai meluap disebabkan banyak sampah, terlebih dapat kiriman air dari Bogor. Dan ya... Jakarta pun tergenang.
Belum lagi karena banyaknya lahan-lahan penyerapan air dibangun menjadi gedung-gedung bertingkat.
Saya rasa Gubernur yang sebelumnya tak menutup mata dengan hal itu, banyak upaya agar Ibukota tak tergenang banjir. Pembangunan Banjir Kanal Timur adalah salah satu bentuk upaya yang dilakukan.
Relokasi Waduk Pluit dan Riario termasuk juga dalam kinerja Pak Jokowi, agar tata kota menjadi lebih baik, rapih dan bersih.  Sekiranya masih ada lagi namun, saya tak bisa banyak menjelaskan.

Dan sekarang.... Indonesia telah memiliki Presiden dan Wakil Presidennya yang baru. Banyak doa dan harapan yang sama-sama kita inginkan agar Indonesia makin jaya dan maju. Menjadi negara yang berdaulat, mensejahterakan 250juta rakyatnya dalam berbagai bidang. Dan tidak ada lagi korupsi-korupsi untuk kepentingan pribadi para pejabat negara.

Dengan berakhirnya tulisan saya ini, saya ingin ucapkan SELAMAT KEPADA BAPAK Ir. H. JOKO WIDODO dan BAPAK Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla. Selamat menjalankan tugas, mengabdi kepada rakyat, tepati segala janji-janjimu, Pak. Rakyat Indonesia akan mendukung dan mengawal segala kebijakan-kebijakan yang Pro-Rakyat.

- Salam 3 Jari, dari anak Bangsa - 

Sabtu, 18 Oktober 2014

Untukmu Fa....

Edit Posted by with 1 comment


Dengarkan Fa..
Yang aku tahu, hati tak pernah salah. Mungkin aku saja yang salah.
Entah salahku apa.... Aku sendiri masih meraba-raba.
Katamu cinta tak harus memiliki ? Mengapa menurutmu demikian ?
Karena kau tak mampu memiliki hatinya ?
Karena kau tak sanggup membuatnya betah berlama-lama didekatmu ?

Dengarkan Fa...
Mungkin ada benarnya, seperti yang kau katakan.
Cinta tak harus memiliki.
Akupun tak harus memilikimu, bukan ?

Tahukah Fa..
Setiap kali kau menceritakannya, kepadaku.
Aku berusaha untuk menjadi sosok sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesahmu.
Sesekali, aku harus bisa mengabaikan perasaanku. Sakit!

Tahukah Fa..
Kadang aku ingin, aku tak pernah merasakan hal ini.
Rumit rasanya, ketika kau katakan kau menyayangi dia... sahabatku sendiri.
Bukan aku tak terima pengakuanmu.
Hanya saja, aku terlampau sakit mendengarnya.

Lihatlah Fa..
Dia...acuh tak acuh terhadapmu.
Bahkan sekedar membalas sapaanmu saja tidak.
Tapi raut wajahmu menggambarkan, kau tak apa dengan perlakuannya.

Lihatlah Fa..
Aku berdiri sendiri disini. Sedang menantimu.
Kau bergerak, berjalan menujuku.
Tapi bukan untukku, melainkan untuknya.
Kau datang kepadaku, memintaku... menemanimu untuk menemuinya.

Tolong Fa..
Ingin rasanya aku berjalan sepertinya, yang sanggup menjauh darimu.
Namun nyatanya, aku tak pernah bisa.
Menatapmu diam-diam. Sadarilah, aku terluka amat dalam.
Kerap kali, aku berusaha untuk tahu diri. 

Sekali lagi Fa.....
Tak akan pernah sampai aku ucapkan langsung kepadamu. 
Terima dan bacalah surat usangku.
Ini dari aku, yang kau panggil sahabat.