“Pak... ini mau balikin buku.” Kata Rey sambil menyerahkan
bukunya.
“Wah, cepet banget neng balikinnya. Perasaan baru pinjem
bukunya teh kemarin.” Kata Pak Ono.
“Iya nih pak.. lagi asik baca jadinya di tuntasin bacanya
dari minjem kemarin. Yaudah pak, makasih ya. Kabarin kalo ada buku baru lagi.”
Jawab Rey sambil tersenyum.
“Siap neng...” ujar Pak Ono mengacungkan jempolnya.
------***--------
Diluar perpustakaan, Denia dan Kak Excel sedang asik
mengobrol. Dan Rey pun langsung menghampiri mereka berdua.
“Lama banget sih lo di dalem, modusin Pak Ono dulu? Hahaha”
ledek Denia.
“Yuk ah.... “ kata Rey cuek.
Sampai di kantin, mereka memilih tempat duduk. Kantin saat
itu lumayan penuh, karena memang saat jam istirahat juga. Kak Excel yang
celingak-celinguk bingung memilih untuk makan apa.
“Kalian mau makan apa? Nanti aku pesenin... “ tanya kak
Excel menawarkan.
“Aku baso aja kak, minumnya es teh..” jawab Denia.
“Aku batagor, minumnya aqua kak.” Jawab Rey pelan.
“Tunggu ya.” ujar kak Excel.
Sambil menunggu pesanan datang. Denia mulai dengan
kehebohannya, karena istirahat kali ini bisa bareng sama kak Excel. Rey pun
mulai pasang telinga mendengarkan betapa cerewetnya sahabatnya itu.
“OMG.... Rey, hari ini tuh biar awal pelajaran bikin mumet.
Pas istirahat bisa sama kak Excel tuh rejeki yang gak boleh ditolak... Asli
seneng banget gueeeeeee” jerit Denia.
“Emang kak Excel ganteng ya Den?” tanya Rey polos.
“Plis deh Rey..... masa lo nggak bisa liat sih mana cowok
ganteng? Kak Excel tuh idaman anak-anak kelas satu. Buat deket sama dia aja
tuh, susah. Gue sih beruntung bisa kenal dan deket begini gara-gara pernah ikut
lomba futsal cewek.” jawab Denia semangat.
“Ya tapi lo bisa nggak, biasa aja gitu liat dia. Gak usah
sampe sehisteris gitu....” kata Rey mengingatkan.
“Nggak bisa Rey... abis dia gantengnya over. Lo tau sendiri
kan gimana gue...” kata Denia cengengesan.
Tidak berapa lama, kak Excel datang membawakan pesanan
mereka dan meletakannya diatas meja bergaya ala pelayan. Denia terkesiap
melihat tingkah kak Excel. Denia pun melempar senyum sumringah dihadapan kak
Excel.
“Rey.. rumahmu itu di Perumahan Sentra Nias ya?” tanya kak
Excel membuka pembicaraan.
“Iya kak, kok kak Excel tau?” tanya Rey.
“Kebetulan pernah liat kamu di Jl. Mangga.... rumahku kan
deket situ juga Rey.” kata kak Excel sambil melahap basonya.
“Boleh dong kak, kapan-kapan aku sama Rey main kerumah kak
Excel?” tanya Denia penuh harap.
Rey menyenggol sikut Denia.
Denia pun menoleh tapi hanya dibalas senyum kearah Rey.
“Boleh kok... kapan aja mau main, yang penting kabarin aku
dulu. Takut pas aku nggak dirumah. “ jawab kak Excel.
Selesai istirahat,
ternyata ada pengumuman bahwa kepada seluruh pengurus OSIS harus berkumpul di
aula. Kebetulan Rey dan kak Excel adalah pengurus OSIS, jadi mau tidak mau
mereka harus ke aula. Jadi tinggal Denia sendiri, dan harus segera masuk kelas.
Ada perasaan kesal dan cemburu ketika Denia melihat Rey dan
kak Excel jalan beriringan menuju aula. Tapi di tepisnya rasa kesal itu, karena
Denia tahu kalau Rey tidak mungkin tertarik dengan kak Excel.
Di ruang aula pun sudah berkumpul beberapa pengurus OSIS
dari kelas 10 dan 11. Rey dan kak Excel pun masuk secara bersamaan dan disambut
dengan sorak-sorak dari beberapa pengurus yang sudah hadir.
“Jadi ini Cel..... calonnya, si Rey... Cieeeeee...” teriak
Dini heboh.
“Apaan sih Din, gue sm Rey kebetulan aja kali bareng. Jangan
gossip lo.” Tegas kak Excel.
Rey pun hanya menunduk
malu dan langsung duduk disebelah kak Mesya, sang bendahara OSIS.
Semua pengurus OSIS pun telah berkumpul, Pak Roni sebagai
pembina OSIS pun sudah hadir juga. Rapat pun segera dimulai. Sang Ketua Osis,
kak Gio pun membuka rapat untuk membicarakan lomba 17an yang biasanya
dilaksanakan di sekolah.
Rey yang sedari tadi memperhatikan kak Gio menjelaskan pun,
sesekali memperhatikan kak Excel yang tidak terlalu serius mendengarkan kak Gio
bicara di depan. Kak Excel justru asik bercanda dengan kak Ahmet.
“Ternyata kalo di perhatikan kak Excel memang manis kalo
lagi senyum dan ketawa lepas gitu..” gumam Rey dalam hati.
Rapat pun masih berlangsung, kali ini kak Gio mulai membagi
kelompok panitia lomba 17an.
“Baik, kali ini gue akan membagikan kelompok panitia lomba.
Di setiap masing-masing perlombaan ada 2 panitia. Yg satu mencatat nama siswa/i
yg ikut lomba, dan yang satunya lagi pemerhati lomba. Oke gue akan sebutkan
namanya” kata kak Gio.
“Gue maunya sama Desta ya Gi.....” rayu Merda sambil melirik
Desta.
“Udah dengerin nih. Di lomba balap karung, ada Vivi sama
Soni. Di lomba makan kerupuk, ada Desta sama Feri. Di lomba catur, ada Merda
sama Gue. Di lomba tarik tambang ada Dini sama Dea. Di lomba melukis wajah ada
Qilla sama Ahmet. Dan yang terakhir di lomba futsal cowok dan cewek, ada Rey
sama Excel. Sisanya Mesya, Kirana sama Deden bagian konsumsi panitia. Nah itu
tadi nama yg gue pasangkan.... jadi kalian harus saling kerjasama sampe mau
perlombaan. Ada yg mau bertanya? Sudah jelaskan semuanya?” tanya kak Gio
selesai menjelaskan.
“Udah.....” jawab para pengurus serempak.
Rapat pun selesai. Dari beberapa anak kelas 11, masih ada di
aula. Rey pun keluar untuk menuju kelasnya. Kak Excel pun mengikuti Rey keluar
ruangan aula.
“Rey... nanti sepulang sekolah, kita pulang bareng ya.
Sekalian beli perlengkapan buat lomba nanti” ajak kak Excel.
“Cie Excel.... gercep banget deketin Rey-nya... hahaha”
ledek Dini didepan pintu aula.
“Ye si nenek, bawel lo ah.... “ jawab kak Excel kesal.
“Jangan mau Rey sama Excel, pacarnya banyak haha...” ledek
Dini lagi.
“Hehe... kak Dini bisa aja deh. Aku sama kak Excel nggak ada
apa-apa kok kak” jawab Rey malu-malu
“Ada apa-apa juga gapapa kali Rey, mumpung Excel masih
jomblo tuh. Angkatan kamu kan pada banyak yg naksir sm Excel.” Kata Dini sambil
melirik Excel.
Dini pun masuk lagi ke dalam aula. Didalam aula pun masih
ada Merda, Qilla, Ahmet, Kirana dan Mesya. Diluar aula, masih ada Rey dan kak
Excel yang masih membicarakan ajakan kak Excel.
“Gimana Rey, bisa kan?” tanya kak Excel.
“Iya kak, bisa” jawab Rey.
Selepas itu, Rey pun kembali ke kelasnya. Sedangkan Excel
masuk kedalam aula untuk berkumpul dengan teman-temannya yg masih ada di dalam
aula.
- Bersambung -