Minggu, 21 Februari 2016

Tangisan di Sabtu Sore

Edit Posted by with 5 comments
Jakarta, 20 Februari 2016 

Sore itu langit mulai nampak kemerah-merahan, sepertinya senja mulai hadir dan cepat menuju malam. 
Aku diperjalanan dari rumah menuju Bekasi masih dalam keadaan yang tenang dan masih baik-baik saja. Sesampainya di Bekasi, aku menerima sebuah pesan dari salah satu teman menanyakan tentang kamu. Benar atau tidaknya kamu telah meninggal dunia. Kalau saja kamu tahu, saat itu degupan jantungku tak beraturan, badanku gemetar berusaha memastikan bahwa kabar berita itu salah. 
Dan selang berapa menit kemudian, dari grup chat membenarkan kabar berita bahwa kamu telah meninggal dunia. Seketika airmataku menetes, kembali mengingat segala tentang kamu yang selama ini ku kenal. 

Malam sekitar pukul 20:00 aku langsung menuju kediamanmu. Dari luar, aku melihat tubuh yang tertutup kain. Aku masih tak menyangka bahwa kepergianmu secepat ini. Aku kembali berurai airmata, melafadzkan doa untukmu. Ingin rasanya mengusap pipimu, membisikanmu sesuatu tapi aku pun tak kuasa untuk menahan airmataku yang tumpah. 

Hai, Man. 
Sampai tulisan ini nantinya akan aku posting di blog pribadiku. Kamupun pasti telah beristirahat di rumah abadimu. Kamu tidak lagi merasakan sakit. Entah bagaimana mengutarakan apa yang aku rasakan saat ini, cuma dengan tulisan sederhana inilah semua bisa kusampaikan. 
Aku sangat bersyukur Allah telah mempertemukan kita semasa SD dan tetap menjalin silahturahmi hingga kemarin sebelum kepergianmu. 

Hai, Man.
Aku ingin sebentar saja mengenang, mengingat hal-hal manis yang sering kita perbincangkan, kita lakukan.
Ingat sewaktu SD dulu, setiap minggu kita datang ke sekolah untuk latihan paskibra? 
Kamu yang selalu rajin membaca teks UUD 1945 atau menjadi pemimpin upacara. Sedangkan aku terkadang menjadi pemimpin upacara atau protokol.  

Ingatkah juga bila kita dulu suka sekali menonton anime yang jadi favorite kita. Kalau kamu lupa, aku masih mengingatnya sampai saat ini. Ghost at School dan Ranma 1/2, ingatkan? Dan kartun-kartun Nickelodeon favorite kita juga, Hey Arnold, Jimmy Neutron. 
Aku kangen untuk menontonnya kembali, dan kita mengulang dengan bercerita bagaimana episode hari ini. Bila kuingatkan seperti ini, semoga kamu tak pernah lupa ya.

Bahkan hal terakhir yang pernah kita bicarakan adalah tentang JKT48, hahahaha. 
Tapi itu semua hanyalah bagian dari memori kita berdua. 
Aku sendiri lupa, apa kita pernah bertengkar sebelumnya? Bermusuhan? Sepertinya tidak pernah. 

Aku tak ingin membicarakan lebih jauh tentang bagaimana kita dulu didalam blogku. Biarlah itu tetap menjadi rahasia, biarlah orang menilai bagaimana yang mereka lihat. Mereka tak pernah tahu keadaan yang sebenarnya. 

Hai, Man. 
Terima kasih banyak sudah mau berteman baik denganku. Terima kasih selalu ada disaat aku butuh. Terima kasih selalu menjadi yang menyenangkan disaat aku sedang merasakan kesedihan.  Terima kasih atas memori-memori indah yang pernah kamu berikan walau hanya berupa sikap dan tutur kata. 

Hai, Man. 
Maaf atas segala perilaku dan kata yang pernah aku ucapkan justru membuatmu kecewa. Maaf atas bercandaanku yang membuatmu merasa sakit hati. 
Sekarang aku hanya bisa mendoakanmu agar kehidupanmu di alam kubur dimudahkan, dilapangkan oleh Allah. 

"Bila di dunia kita hanya dipertemukan tanpa pernah dipersatukan. Mungkin akhirat adalah jawaban kepastian dari sebuah penantian" 



Love Regards, 
Putri S. H